Minggu, 21 Oktober 2012

OS. CRANIUM

 
Tulang cranium atau bahasa awamnya Tulang tengkorak, merupakan tulang pelindung otak yang sangat diperlukan agar sistem koordinasi tubuh kita masih berfungsi secara normal.


Bagian tulang cranium
Tulang cranium terbagi dalam dua bagian :



A. Neuro Cranium (Tulang-tulang Cranial)

a. Os. Occipitalis
Merupakan tulang belakang kepala. Pada bagian dasar tulang ini terdapat lubang bulat (diameter ± 5 cm), merupakan foramen occipital magnum yang di kelilingi Pars Squamosa dan Pars Basiliaris.
Os. Occipital merupakan tempat hubungan antara Sistem Saraf Pusat dengan Sumsum tulang belakang (medulla spinalis) melalui sumsum sambung (medulla oblongata). Pada pinggir luar foramen Magnum ini, disebelah lateral terdapat tonjolan tulang kiri dan kanan tempat bersendi dengan vertebra cervicalis I disebut Condylus Occipitalis sebagai kepala sendi dan atlas sebagai mangkok sendi.



b. Os. Spenoidalis
Mempunyai sebuah corpus dibagian tengah dan di dalam corpus ini terdapat rongga yang disebut sinus sphenoidalis. Pada permukaan corpus ini, ditemui fossa Hypophyse atau Sellaeturcica atau plana Turki tempat kelompok Hypophyse.
Terdapat foramen opticum (tempat lewatnya nervus Opticus dan A. Optalmica) pada bagian terbentang ke lateral depan atas corpus (sulcus chiasmatica : bagian saraf retina). Foramen Rotundum pada bagian depan medial ala minor (N. Maxilaris), Foramen Ovale di medial belakang (tempat lewatnya N. Mandibula), Foramen Spinosum di postero lateral (tempat lewatnya A. Menigea Media dan N. Spinosum). Pada bagian Ala Parva/ Ala Minor Vertical, terdapat Fissura Orbitalis Superior (tempat lewatnya N. Opthalmicus (V1), N. Abducens (VI), N. Trochlearis (IV), V. Opthalmica)



c. Os. Temporal
Terdapat di bagian lateral cranium, bersendi dengan Os. Parietal diatas, dengan Os. Sphenoidalis ke depan medial, dengan Os. Occipitalis ke postero medial dan dengan Os. Frontal eke depan atas serta Os. Zygomaticum ke depan.
Os. Temporal terdapat 4 bagian :



1. Pars Squamosa, sebelah atas depan
Bagian depan terdapat Proccesus Zygomaticus (bersendi dengan Os. Zygomaticum). Pada pangkal Proccesus Zygomaricus terdapat Fossa Articulate (Fossa Mandibulare), tempat sendi TMJ yang kedepan di batasi oleh Tuberculum Reticulare.



2. Pars Petrosa, sebelah media
Disebelah depan terdapat foramen Caraticum externa, Canalis Caroticus, Foramen Carotis Interna (tempat lewatnya A. Caroticus Interna), meatus acusticus Internus, tempat lewatnya N. Acusticus dan N. facialis.



3. Pars Mostoideus, sebelah posterior
Dibelakang lateral berisi cellulae Mastoidea (Rongga kecil dalam substansi tulang berisi udara) yang berhubungan melalui Aditus ke dalam Cavum Tymphani.



4. Pars Tymphani, sebelah bawah lateral
Merupakan bagian tulang kecil yang membentuk dasar Meatus ductus externus. Kesebelah medialnya terdapat cavum tymphani yang berhubungan dengan Tuba Auditiva, yang ditempati oleh tulang-tulang pendengaran.



d. Os. Parietal (tulang ubun-ubun)
Tulang ini membentuk puncak dari epicranium (tutup kepala), satu di bagian kiri dan satu di bagian kanan. Kedua Os. Parietal ini pada garis sendi Sagital membentuk sutura sagitalis superior dan sebelah dalam terdapat sulcus sinus sagitalis superior.



e. Os. Frontale
Tulang tutup kepala depan, membentuk kening dan atap rongga bola mata (orbita) dan juga membentuk Fossa Cranii Anterior. Atap orbita dari Os. Frontale disebut Pars Orbitalis dan akan membentuk dasar fossa crania anterior. Bagian yang kuncup disebelah medial depan disebut Incisura Eithmoidalis. Pinggir depan disekitar orbita disebut Margo Supraorbitalis.



f. Os. Eithmoidalis
Punya dua Corpus kiri dan kanan yang dihubungkan oleh satu lamina horizontal dan dipisahkan ole 1 tulang vertical yaitu lamina perpendicular (ke bawah membentuk sebagian septum nasi, ke atas membentuk crista galli yang akan masuk fossa crania anterior)



B. Splanco/ Vicero Cranium (tulang-tulang Facial)

a. Os. Maxilla
Terdapat pada dasar cavum orbiita, ke medial bersendi dengan Os. Eithmoidale, Os. Frontale ke medial depan atas, ke lateral akan bersendi dengan Os. Zygomaticum. Pinggir depan lateral bawah merupakan tempat perlekatan gigi atas disebut Proccesus Alveolaris. Ke depan terdapat satu permukaan yang ditempati Foramen Infra Alveolaris dan Foramen Infra Orbitalis (temapt lewatnya N. Infra Orbitalis, Arteri dan Vena). Permukaan bawah yang menjadi tulang langit-langit disebut Palatinus Durum. Kelima permukaan Os. Maxilla akan membentuk Corpus Ossismaxina dan didalamnya terdapat Sinus Maxillaris yang berisi udara.

Terdapat 4 proccesus :
- Proc. Zygomaticus
Memisahkan facies frontalis dan infra temporalis. Bersendi dengan Os. Zygomaticus, permukaan yang bersendi mengarah keluar.
- Proc. Frontalis
Bersendi dengan Proc. Frontalis Maxilla diantara nasal di bagian depan dan Os. Lacrimal di bagian belakang.
- Proc. Alveolaris
Yang mempunyai gigi atas, berakhir di belakang bulbus alveolaris pada tengkorak muda atau pada tuber maxilla pada tengkorak dewasa.
- Proc. Palatines
Menonjol ke dalam dari dalam corpus antara proc. Alveolaris di bagian tubuh dan facies nasalis di bagian atas dengan bergabung denagn proccesus bagian lawannya. Proccesus ini membentuk sebagian besar palatum durum yang memisahkan cavum nasi dan cavum oris.



b. Os. Palatine
Merupakan tulang banyak segi dan bengkokan. Ke depan atas lateral bersendi dengan Os. Frontale, Postero lateral dengan Os. Sphenoidalis bagian Proccesus Pterigoideus. Ke depan lateral dengan corpus Ossis Eithmoidalis dan Os. Maxilla, ke medial dengan Os. Palatinus. Bagian medial Os. Palatina disebut Lamina Horizaontalis yang akan menjadi bagian belakang dari palatinum durum (langit-langit keras).



c. Os. Vomer
Berbentuk lempeng tulang yang akan membentuk septum nasi posterior. Os. Vomer ini ke bawah medial akan bersendi dengan Os. Palatine melalui crista palatine. Pada tulang tengkorak ini sering tidak terlihat lagi karena sangat tipis dan mudah hancur.



d. Os. Concha Nasalis Inferior (tulang turbin hidung)
Ada 4 pasang concha nasalis :
- Concha Nasalis Superior
- Concha Media
- Concha Nasalis Inferior
- Concha Nasalis Suprend.
Tulang concha Nasalis Inferior yang dianggap sebagai bagian cranium karena merupakan tulang terbesar



e. Os. Lacrimalis
Dua buah tulang kecil pada sudut medial depan bawah cavum orbita dan merupakan tempat saccus Lacrimalis



f. Os. Nasalis
Dua buah tulang kecil sebesar kuku yang membentuk pangkal hidung



g. Os. Mandibulla
Merupakan satu-satunya tulang tengkorak yang dapat bergerak dan membentuk rahang bawah. Mandibula bersendi dengan Os. Temporalis pada fossa Articulare. Mandibula terdiri dari satu corpus mandibula yang berbentuk parabola dan dua buah ramus.
Peralihan corpus menjadi Ramus disebut AngulusMend
Ujung Ramus yang menonjol di depanyaitu Proccesus Loronoideus (tempat melekatnya M. Temporalis)
Pada pinggir bawah corpus Mandibula terdapat basis mandibula dan Pars Alveolaris tempat melekatnya gigi Rahang Atas. Pada permukaan dalam angulus mandibula terlihat satu lobang yang disebut Canalis Mandibula (Foramen Mandibula) yang akan dilalui arteri, vena, N. Alveolaris Inferior. Pada permukaan luar medial kiri dan kanan terdapat tuber Mental. Pada bagian kiri dan kanan tuber terdapat Foramen Mentale.



Semoga rangkuman ini bermanfaat... ^_^


Sabtu, 20 Oktober 2012

ALAT PELINDUNG DIRI (APD)


Alat Pelindung Diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan resiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di sekelilingnya.

Alat Pelindung Diri atau Perlengkapan proteksi yang biasa digunakan oleh pekerja radiasi adalah :

1. Apron
Apron proteksi tubuh yang digunakan untuk pemeriksaan radiografi atau fluoroskopi dengan tabung puncak sinar x hingga 150 kVp harus menyediakan sekurang – kurangnya setara 0,5 mm lempengan Pb.Tebal kesetaraan timah hitam harus diberi tanda secara permanen dan jelas pada apron tersebut.

Saat ini sudah ada alat proteksi baru yaitu apron dengan desain yang lebih ringan tetapi memenuhi persyaratan proteksi, biaya dan dapat mengurangi rasa sakit pada pinggang karena beratnya lebih ringan dibandingkan dengan apron yang sebelumnya ada.

2. Penahan Radiasi Gonad
Penahan radiasi gonad jenis kontak yang digunakan untuk radiologi diagnostik rutin harus mempunyai lempengan Pb, tebal sekurang – kurangnya setara 0,25 mm dan hendaknya mempunyai tebal setara lempengan Pb 0,5 mm pada 150 Kvp. Proteksi ini harus dengan ukuran dan bentuk yang sesuai untuk mencegah gonad secara keseluruhan dari paparan berkas utama.

3. Sarung Tangan Proteksi
 Sarung tangan proteksi yang digunakan untuk fluoroskopi harus memberikan kesetaraan atenuasi sekurang – kurangnya 0,25 mm Pb pada 150 kVp. Proteksi ini harus dapat melindungi secara keseluruhan, mencakup jari dan pergelangan tangan.

4. Penahan Radiasi
 - Penahan radiasi yang ditempatkan di antara operator atau panel control dan tabung sinar-X atau pasien harus pada posisi dan rancangan yang tepat sehingga dapat melindungi operator dari radiasi bocor dan hamburan. Penahan radiasi harus mempunyai ketebalan minimum yang setara dengan 1,5 mm Pb.
- Jendela pengamatan yang terpasang di penahan radiasi setidaknya mempunyai ketebalan yang setara dengan 1,5 mm Pb. Ketebalan yang setara dengan Pb tersebut harus tertera pada penahan radiasi dan jendela pengamat atau kaca intip.

5. Masker
Masker melindungi radiografer dari penularan dan infeksi nasokimia karena radiografer harus berinteraksi dengan pasien saat melakukan pemeriksaan. Masker berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di tempat dengan kualitas udara buruk (misal berdebu, beracun, virus, dsb).

6. Sarung tangan ( hand gloves)
Sarung tangan adalah untuk melindungi radiografer dari infeksi nasokimia mengingat radiografer selalu melakukan pemeriksaan dan kontak langsung dengan pasien yang dapat menularkan penyakit / infeksi yang diderita pasien.


Semoga bermanfaat... ^_^

PROTEKSI RADIASI


Proteksi Radiasi adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan teknik kesehatan lingkungan yaitu tentang proteksi yang perlu diberikan kepada seseorang atau sekelompok orang terhadap kemungkinan diperolehnya akibat negatif dari radiasi pengion.

Radiasi dalam istilah fisika : suatu caraperambatan energi dari sumber energi kelingkungannya tanpa membutuhkan medium.Radiasi adalah pancaran energi melalui suatumateri atau ruang dalam bentuk panas,partikel atau gelombangelektromagnetik/cahaya (foton) dari sumberradiasi. 


Sifat Radiasi

1. Radiasi tidak dapat dideteksi oleh indramanusia, sehingga untuk mengenalinyadiperlukan suatu alat bantu pendeteksi yangdisebut dengan detektor radiasi/guiger mulersurveymeter
2. Radiasi dapat berinteraksi dengan materiyang dilaluinya melalui proses ionisasi daneksitasi.

Sumber Radiasi

1. Sumber Radiasi Alam
Berasal dari sinar kosmos, sinar gamma dari kulit
bumi, hasil peluruhan radon dan thorium di udara,serta berbagai radionuklida

2. Sumber Radiasi Buatan
Radiasi yang timbul karena/berhubungan dengankegiatan manusia; seperti penyinaran di bidang medic, jatuhan radioaktif, radiasi yang diperoleh pekerja
radiasi di fasilitas nuklir, radiasi yang berasal dari
kegiatan di bidang industri : radiografi, logging, pabriklampu, dsb.

Filosofi proteksi radiasi yang dipakai sekarang ditetapkan oleh Komisi Internasional untuk Proteksi Radiasi (International Commission on Radiological Protection, ICRP) dalam suatu pernyataan yang mengatur pembatasan dosis radiasi, yang intinya sebagai berikut: 

1. Suatu kegiatan tidak akan dilakukan kecuali mempunyai keuntungan yang positif dibandingkan dengan risiko, yang dikenal sebagai azas justifikasi

2. Paparan radiasi diusahakan pada tingkat serendah mungkin yang bisa dicapai (as low as reasonably achievable, ALARA) dengan mempertimbangkan faktor ekonomi dan sosial, yang dikenal sebagai azas optimasi

3. Dosis perorangan tidak boleh melampaui batas yang direkomendasikan oleh ICRP untuk suatu lingkungan tertentu, yang dikenal sebagai azas limitasi

Konsep untuk mencapai suatu tingkat serendah mungkin merupakan hal mendasar yang perlu dikendalikan, tidak hanya untuk radiasi tetapi juga untuk semua hal yang membahayakan lingkungan. Mengingat bahwa tidak mungkin menghilangkan paparan radiasi secara keseluruhan, maka paparan radiasi diusahakan pada tingkat yang optimal sesuai dengan kebutuhan dan manfaat dari sisi kemanusiaan. 

Menurut Bapeten, nilai batas dosis dalam satu tahun untuk pekerja radiasi adalah 50 mSv (5rem), sedang untuk masyarakat umum adalah 5 mSv (500 mrem).

Semoga Bermafaat... ^_^

Rabu, 17 Oktober 2012

BIOMETRICS



Teknologi biometrics adalah teknologi kemanan yang menggunakan bagian tubuh sebagai identitas. Dunia medis mengatakan bahwa ada berapa bagian tubuh kita yang sangat unik. Artinya, tidak dimiliki oleh lebih dari satu individu. Contohnya saja sidik jari atau retina mata. Meskipun bentuk atau warna mata bisa saja sama, namun retina mata belum tentu sama. Begitu juga dengan suara dan struktur wajah. Bagian-bagian unik inilah yang kemudian dikembangkan sebagai atribut keamanan.Sebagai bagian dari teknologi keamanan, biometrics memiliki dua fungsi sekaligus yang dapat dijalankan terpisah maupun secara bersamaan. Yang pertama sebagai pencatat ID atau sebagai alat verifikasi (password).

Teknologi biometrics hampir dapat diterapkan di mana saja. Mulai untuk melindungi sebuah barang tertentu dari akses yang tidak diinginkan, seperti komputer. Sampai untuk melindungi sebuah ruangan yang ramai dari orang-orang tertentu. Misalnya, untuk mengetahui keberadaan teroris atau penjahat lain di bandara.

Cara kerja teknologi keamanan yang satu ini hampir sama dengan teknologi keamanan lain yang sangat bergantung kepada sensor. Sendor yang digunakan pada teknologi biometrics cenderung mahal dan semakin akurat ketajamannya maka akan semakin mahal.












Selain sensor, bagian yang tidak kalah penting dari biometrics adalah data. Bagaimana Anda menyimpan data pada sebuah sistem sangat penting. Sebab biometrics adalah teknologi yang bergantung kepada data. Bila data yang disimpan tidak aman atau lengkap, kemungkinan adanya penyusup ke system ini akan lebih besar.

Menurut sistemnya biometrics sendiri terbagi atas tiga macam, yaitu:

1. Sistem yang menyimpan data langsung pada alat.
Dengan sistem ini, data akan disimpan pada media penyimpanan yang berada dalam alat detektor. Jika sewaktu-waktu mesin harus di-reset atau dikembalikan ke posisi awal, maka data yang ada dapat saja ikut terhapus. Sehingga petugas harus meng-input ulang. Jika data yang dimasukkan sangat banyak tentu akan sangat merepotkan, lain halnya bila data tidak terlalu banyak. Biometrics dengan sistem ini sangat cocok untuk diterapkan pada sebuah alat tertentu yang tidak digunakan oleh banyak orang atau untuk untuk melindungi sebuah ruang khusus, yang juga tidak diakses oleh banyak pengunjungnya.

2. Sistem yang menyimpan data pada jaringan.
Sistem yang kedua memanfaatkan jaringan untuk menyimpan datanya. Sistem yang kedua sangat efektif bagi aplikasi yang memang dipergunakan untuk banyak user. Misalnya saja untuk data absen karyawan atau siswa. Bentuk fisik yang ditampilkan oleh alat juga tidak perlu terlalu besar. Karena data tidak akan diproses langsung pada alat. Melainkan dikirim dahulu ke sebuah jaringan baru kemudian diproses dan disimpan. Sistem ini memang membutuhkan waktu lama.

Tetapi cukup efektif untuk data yang besar. Karena tidak akan terkena risiko data hilang pada saat proses reset pada alat harus dilakukan.

3. Sistem yang menyimpan data pada sebuah chip.
Sistem yang terakhir ini menggunakan media tambahan berupa chip untuk menyimpan data si pemilik ID. Sehingga untuk menggunakannya seseorang harus membawanya. Untuk sistem yang terakhir ini, akan sangat efektif diterapkan untuk yang memiliki pengguna sangat banyak atau bila alatnya hendak diletakkan di tempat umum. Misalnya saja untuk keamanan di mesin ATM atau hanya sekadar sebagai ID masuk dalam sebuah gedung.

Sedangkan bagian tubuh yang saat ini sudah mulai digunakan sebagai ID atau password adalah:

- Sidik Jari
Ini adalah bagian tubuh yang penggunaannya sangat populer baik sebagai ID maupun sebagai password. Sensor yang digunakan untuk men-scan sidik jari sangat bervariasi. Ada sensor yang hanya dapat memeriksa satu sidik jari saja ada yang dapat memeriksa lebih dari satu sidik jari.

Luka pada sidik jari dapat mengakibatkan sidik jari sulit dideteksi. Namun, bukan berarti tidak bisa. Selama luka tersebut tidak terlalu dalam ada beberapa sensor yang masih dapat
mengenalinya. Tentu saja sensor-sensor dengan ketajaman seperti ini akan lebih mahal harganya ketimbang sensor sidik jari dengan ketajaman biasa.

Penerapan sidik jari sebagai bagian dari sistem keamanan kini sudah se makin luas. Bahkan saat ini sudah ada mouse yang penggunaannya membutuhkan sidik jari penggunanya.

- Geometris Tangan
Lain sidik jari lain pula yang dimaksud dengan geometris tangan atau yang dikenal juga dengan bentuk tangan. Nilai-nilai yang menjadi bagian dari datanya adalah, ukuran tangan, bentuk telapak tangan, sampai bentuk dan ukuran masing-masing jari. Sensor yang digunakan untuk mendeteksi geometris tangan berbeda dengan sensor yang digunakan untuk mendeteksi sidik jari. Cara pengambilan sampel juga lebih rumit, karena harus dilakukan dari berbagai perspektif. Oleh sebab itu, biometrics ini dianggap lebih akurat dan lebih sulit untuk dipalsukan datanya. Namun, proses pengaksesan juga akan berjalan lebih lama. Oleh sebab itu, sebaiknya jangan menggunakan sistem ini untuk ruangan yang terbuka atau untuk aplikasi yang dimanfaatkan oleh banyak orang (seperti absensi).

- Mata
Mata manusia sangat unik. Meskipun secara kasat mata, setiap bola mata manusia hampir sama. Ada dua bagian yang kerap menjadi bagian dari biometrics mata, yaitu retina dan iris mata. Iris mata lebih mudah penggunaannya dibandingkan dengan retina mata. Untuk menganalisis retina mata, seorang pengguna harus menatap pada fokus yang telah ditentukan dan proses analisis juga tidak akan dapat dilakukan bila user menggunakan kaca mata.

Lain halnya dengan iris mata. Teknologi dengan iris mata tidak sesulit retina mata. User tidak perlu menatap lurus ke fokus. Dan pengguna kaca mata masih dapat dikenali.

- Bentuk Wajah
Teknologi biometrics yang menganalisis bentuk wajah sudah juga digunakan di beberapa tempat. Salah satunya bandara. Perangkat yang difungsikan sebagai sensor untuk teknologi ini umumnya adalah kamera CCTV biasa. Dan sistem yang digunakan adalah sistem yang datanya disimpan dalam sebuah jaringan. Sedangkan proses kerjanya adalah sebagai berikut. Gambar yang diperoleh oleh kamera CCTV secara otomatis akan diolah oleh komputer yang terhubung langsung dengan data kepolisian. Setiap wajah yang lewat akan dilihat kecocokannya dengan data yang ada pada jaringan. Jika ada kemiripan, maka nyala alarm akan berbunyi dan memberi tahu kepada petugas.

Untuk menggunakan bentuk wajah sebagai bagian dari sistem keamanan, sampel yang diambil harus lengkap, artinya pengambilan sampel harus dilakukan dari berbagai arah. Sama halnya seperti pada penggunaan geometris tangan.

- Suara
Gelombang suara juga dapat dijadikan identitas yang unik. Namun sayangnya, untuk yang satu ini keadaan sekitar sangat mempengaruhi. Sehingga untuk menerapkannya harus benar-benar di ruangan atau lingkungan yang tidak ramai. Dan semakin tinggi toleransi yang dimiliki oleh sebuah sensor akan membuat harga sensor akan semakin tinggi.

Metal Detector
Ini adalah alat yang paling sering ditemui masyarakat belakangan ini sejak merebaknya isu terror bom di Indonesia. Di mana-mana petugas keamanan baik gedung kantor sampai tempat hiburan dan belanja sibuk menenteng-nenteng alat berwarna hitam. Alat ini biasa ditempelkan pada barang bawaan pengunjung. Untuk mengetahui apakah pengunjung membawa barang berbahaya atau tidak. Selain dengan alat semacam pentungan berwarna hitam, kadang pengunjung juga harus melewati sebuah alat yang menyerupai gawang kecil. Bila pengunjung mengantongi perangkat berbahan logam atau metal seperti ponsel, maka alat itu akan berbunyi nyaring sekali. Begitu juga dengan alat berwarna hitam yang
menyerupai pentungan tersebut.

Alat ini dikenal juga dengan sebutan metal detector. Fungsinya adalah untuk mengetahui keberadaan komponen logam atau metal yang berada pada targetnya. Pada tempat-tempat tertentu, keberadaan metal detector memang membantu kemanan gedung. Namun, apa yang diamankan oleh metal detector? Tidak lain adalah semua komponen yang mengandung logam. Mulai dari benda tajam seperti pisau, gunting, penggaris sampai pena, dan ponsel. Semuanya akan memancing bunyi sebuah metal detector.

Jika untuk melindungi sebuah tempat dari pengunjung yang membawa sebuah bom. Alat keamanan ini dapat dikatakan kurang efektif, karena bahan kimia tidak akan dapat terdeteksi oleh alat ini. Dan pada umumnya, bom terbuat dari campuran bahan kimia.

Dalam melakukan proses deteksi, metal detector menggunakan kawat tembaga sebagai pengumpan sinyal. Bila sinyal tersebut bertabrakan dengan logam, maka akan terjadi medan magnet yang menyebabkan echo (gema) yang panjang.

Namun, keberadaan metal detector sendiri kini tidak lagi dapat dijadikan satu-satunya komponen keamanan. Karena sangat sering apa yang dibawa oleh pengujung digeledah. Hal ini tentu saja mengganggu hak privasi seseorang. Oleh sebab itu, bila sebuah institusi ingin menjaga keamanan tempatnya tanpa harus melanggar hak privasi pengunjungnya, maka ia harus menyediakan sebuah alat deteksi lain yang lebih sopan. Salah satu contohnya X-Ray.

X-Ray
Barang apa yang sedang dibawa? Sekali lagi, membuka tas seseorang bukanlah tindakan yang sopan. Karena ada beberapa bawaan yang sifatnya sangat pribadi. Dan tindakan menggeledah tas bukanlah hal yang tepat dilakukan. Meskipun atas nama keamanan. Jika memang ingin meningkatkan kemanan sebuah gedung, maka pihak pengelola gedung harus rela mengeluarkan kocek lebih mahal. Misalnya dengan menggunakan teknologi X-Ray. Dengan teknologi X-Ray, seseorang tidak perlu lagi merasa sungkan. Karena untuk
bawaan tertentu tidak akan terdeteksi. Misalnya saja pembalut atau kondom.

X-Ray bukanlah teknologi baru. Kehadirannya sudah lama digunakan oleh masyarakat, khususnya bagi mereka yang pernah melakukan pemeriksaan menyeluruh di rumah sakit. Kemampuannya dalam melihat jauh lebih ke dalam dimanfaatkan dunia kedokteraan untuk menelaah lebih jauh tentang apa yang terjadi pada bagian dalam tubuh manusia.

Namun ternyata, sinar X ini tidak hanya mampu menelaah komponen dalam tubuh manusia, melainkan juga mampu menelaah isi sebuah tas. Baik tas kecil sampai tas besar sekalipun.

Kemampuannya inilah yang kemudian dilirik oleh pelaku sistem keamanan untuk kemudian digunakan sebagai bagian dari komponen penjaga keamanan. Seperti halnya dengan sinar X dalam duania kedokteran. Sinar X yang digunakan untuk sistem keamanan juga memiliki radiasi. Hanya saja, radiasinya bukan membahayakan si pemilik barang, melainkan barang yang sedang diperiksa. Salah satu yang sangat rentan terhadap radiasi sinar X adalah film. Lembaran film kamera manual sering rusak bila terkena radiasi sinar X.

Namun, lain dengan sekarang. Radiasi yang digunakan sinar X untuk pemeriksaan tidak lagi setinggi dulu. Kini sinar X yang biasa digunakan di bandara contohnya sudah aman untuk digunakana pada film.

Namun bukan berarti boleh diletakkan dalam bagasi pesawat sebab sinar X yang memeriksa bagasi umumnya menggunakan radiasi yang lebih tinggi. Mengingat tumpukan barang yang diperiksa jauh lebih banyak.

Dengan sinar X, setiap jenis barang memiliki warna berbeda. Misalnya bahan organik dengan bahan bukan organik akan tampil dengan warna berbeda. Begitu pula halnya dengan barang yang mengandung metal. Bukan berarti barang organik luput dari perhatian. Umumnya, petugas operator X-Ray sudah mendapatkan pendidikan untuk membedakan bahan organik yang dapat berfungsi sebagai bom atau bukan.

CT Scan
Selain sinar X yang diarahkan searah saja, ada alat keamanan lain yang tidak kalah canggihnya, yaitu CT Scan (computer tomography scanner). Teknologi ini menggunakan beberapa sinar X sekaligus untuk memeriksa seluruh dimensi setiap barang. Dengan CT Scan Anda tidak hanya memeproleh gambaran mengenai isi tas saja, melainkan lengkap dengan ukuran dan berat masing-masing perangkat yang ada dalam tas tersebut. Bila ada sebuah perangkat yang berat atau bentuknya tidak sesuai dengan fungsinya, maka komputer akan memperingati petugas operator CT Scan.

Proses pemeriksaan dengan CT Scan lebih lama ketimbang X-Ray. Namun, data yang dihasilkan memang lebih lengkap. Sebaiknya penggunaan CT-Scan hanya dilakukan untuk orang-orang atau bawaan yang sangat mencurigakan saja. Jangan sampai terjadi antrian yang tidak berarti pada pintu masuk.

RFID
Lain di bandara lain pula di pertokoan. Saat ini keberadaan teknologi labeling sudah sangat canggih. Dengan menggunakan label berfrekuensi radio, tidak perlu lagi khawatir produk dari supermarket tersebut kecurian. Karena setiap barang atau produk yang melewati batas akan membuat alarm berbunyi.

Teknologi mana yang akan digunakan? Terserah yang mana saja, asalkan menyesuaikan dengan keadaan. Bila memang ingin menggunakan sebagai security sebuah ruangan atau sebagai absensi, kartu dengan cip sidik jari cukup baik.

Namun bila akan menggunakannya untuk memeriksa pengunjung toko Anda atau gedung Anda, sebaiknya carilah teknologi yang sopan. Mungkin sinar X dapat menjadi jawabannya. Jangan menggunakan metal detector jika yang dicari bukanlah benda tajam. Atau dengan tidak sopan menggeledah tas pengunjung toko atau gedung Anda.

Semoga bermanfaat... ^_^